Sebelumnya, posisi itu ditempati negeri Tirai Bambu, China.
Kamis, 27 September 2012, 21:20
Antique, Syahid Latif
Siapa yang menyangka Indonesia kini tercatat sebagai negara yang
mengalami pertumbuhan jumlah individu dengan kekayaan tertinggi di
Asia. Bahkan, negeri ini diprediksi akan terus mengalami pertambahan
populasi miliarder dengan laju tercepat di kawasan ini. Sebelumnya,
posisi itu ditempati negeri Tirai Bambu, China, yang saat ini sedang
mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Adalah lembaga penasihat keuangan terkemuka, Julius Baer, yang
menahbiskan gelar "bergengsi" itu. Dalam laporan berjudul "Julius Baer
Wealth Report 2012" yang diperoleh VIVAnews, Kamis 27 September
2012, terungkap pemicu utama pertumbuhan orang kaya di Indonesia
adalah akibat berkembangnya lingkungan bisnis domestik.
Julius Baer mencatat kelas atas Indonesia tumbuh rata-rata sebesar 25
persen selama periode 2010-2015. Kekayaan mereka terutama berasal dari
menguatnya keuntungan dari sejumlah aset utama, di antaranya properti
dan pasar saham.
Julis Baer memperkirakan nilai properti di Indonesia bakal meningkat
11 persen per tahun. Sedangkan keuntungan yang diperoleh dari investasi
saham diyakini bisa mendekati 15 persen per tahun hingga 2015
mendatang. Sebagai informasi, indeks harga saham utama Indonesia sejak
awal tahun ini telah naik sekitar 10 persen.
"Ekonomi Indonesia juga banyak ditopang oleh sektor infrastruktur dan
sumber daya alam. Dua kekuatan ini makin menambah tebal kantong
beberapa individu di sana (Indonesia)," ujar CEO Julius Baer Asia,
Thomas R. Meier, seperti dilansir CNBC.
Dalam prediksi Julius Baer, jumlah populasi orang kaya Asia hingga
2015 bisa mencapai tiga juta orang. Harta kekayaan mereka ditaksir
mencapai level US$16,7 triliun.
Untuk kawasan Asia, China diakui masih menjadi negeri penghasil orang
kaya terbanyak dengan jumlah mencapai 1,46 juta orang pada 2015. Total
kekayaan kaum bergelimang harta di China mencapai US$9,3 triliun.
Julius Baer juga memperkirakan jumlah orang kaya di kawasan Asia
Tenggara dengan aset investasi minimal US$1 juta akan meningkat tiga
kali lipat selama 2010-2015. Diprediksi kalangan ini akan mencapai 100
ribu orang.
Empat pusat
Sementara itu, survei lain menunjukkan bahwa kendati jumlah populasi orang superkaya (ultra high net worth/UHNW) di Asia menurun dalam setahun terakhir, kawasan ini diyakini bisa membalikkan keadaan dalam beberapa tahun mendatang.
Perusahaan yang khusus meneliti orang-orang superkaya, Wealth-X,
dalam laporannya menyatakan keyakinannya bahwa orang-orang super kaya
Asia akan segera bangkit kembali. Keyakinan itu dipengaruhi oleh kuatnya
sistem keuangan dan perekonomian di kawasan ini.
"Kami yakin, tren penurunan ini akan berbalik di masa depan," kata
CEO Wealth-X, Mykolas D. Rambus, dalam "World Ultra Wealth
Report 2012-2013".
Dalam laporannya ini, Wealth-X membatasi definisi orang super kaya
dunia sebagai kalangan yang memiliki harta kekayaan minimal US$30 juta
atau setara Rp285 miliar (kurs Rp9.500 per dolar AS). Harta tersebut
berasal dari kepemilikan saham di perusahaan publik dan tertutup,
investasi properti, koleksi karya seni, pesawat, uang tunai,
dan berbagai jenis aset lainnya.
Wealth-X memperkirakan, empat negara di Asia sebagai pusat
pertumbuhan orang-orang superkaya dari kawasan ini. Keempatnya adalah
Indonesia, India, Mongolia, dan China. Berikut adalah penjelasan
Wealth-X bagi keempat "hotspot" ini:
Negara dengan skala ekonomi terbesar di Asia ini, mengalami
perlambatan pertumbuhan menjadi 6,9 persen pada 2011 dan diprediksi
menjadi 6,6 persen pada 2012.
Perlambatan ini karena ketidakpastian perekonomian dunia, serta
kebijakan moneter yang diperketat oleh bank sentral India. Akibatnya,
tingkat suku bunga meningkat dan arus investasi melamban.
Wealth-X mencatat India memiliki sekitar 7.730 orang super kaya
dengan nilai kekayaan mencapai US$925 miliar. Jumlah ini merosot
dibandingkan setahun sebelumnya, yakni sebanyak 8.215 orang dengan harta
US$980 miliar.
Saat ini terdapat 109 miliarder di India, dengan harta kekayaan
masing-masing rata-rata sebesar US$1,7 miliar. Kelompok miliarder ini
mengambil porsi 1,4 persen dari total orang super kaya Indonesia.
Sementara itu, orang super kaya Asia dengan kekayaan US$30-49 juta
mencapai 45,7 persen dari populasi kalangan jetset India. Total kekayaan
kelompok ini mencapai US$125 miliar.
Indikator penurunan kekayaan orang super kaya India terlihat dari
penurunan produk domestik bruto (PDB), nilai tukar, dan pasar keuangan.
Sementara itu, untuk investasi properti dan barang-barang mewah, justru
naik.
Wealth-X mengingatkan bertambah atau berkurangnya jumlah orang super
kaya India ke depan sangat ditentukan oleh upaya pemerintah
mendefinisikan kembali arah kebijakan pembangunan ekonominya.
2. China
Sebagai negara yang kini menjadi pengontrol pertumbuhan ekonomi
dunia, China tengah mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi sejak
2011. "Sang Naga" kini tengah berupaya untuk menyeimbangkan kembali
perekonomiannya dengan lebih banyak mengandalkan daya serap domestik
lewat konsumsi dan produksi di berbagai sektor.
Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu pilihan bagi pemerintah
China untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi mereka. Data Bank Dunia
menunjukkan investasi China pada aset permanen (fixed asset investment) telah meningkat 45 persen pada 2010.
Dalam setahun terakhir, China terus was-was dihadapkan pada ancaman
transisi kekuatan politik, gangguan besar perekonomian, dan kemungkinan
munculnya ketidakseimbangan ekonomi. Para pengamat sepakat bahwa Negeri
Tirai Bambu harus mempertahankan pemerintahan dan birokrasi dalam
kondisi status quo.
China saat ini memiliki jumlah orang super kaya sebanyak 11.245 orang
dengan harta kekayaan mencapai US$1,58 triliun. Di antara mereka, ada
kalangan super kaya yang masing-masing memiliki harta minimal bernilai
US$30-49 juta. Jumlah mereka mencapai 4.610 orang.
Wealth-X mencatat orang-orang super kaya China menempati tiga kota
utama, yaitu Beijing, Shanghai, dan Shenzen. Sementara itu, Guangzhou,
Hangzhou, dan Chengdu tercatat menjadi kawasan yang banyak melahirkan
orang-orang kaya baru.
Untuk melihat perkembangan orang super kaya di China, indikator PDB,
pasar keuangan, dan properti menunjukkan gejala penurunan. Tetapi, nilai
investasi dalam kurs asing dan barang-barang mewah justru naik.
3. Indonesia
Sebagai negara dengan skala ekonomi terbesar di Asia Tenggara,
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 naik menjadi 6,5 persen. Pada
tahun ini, laju ekonomi diperkirakan akan melemah ke level 6 persen
dengan prospek yang dinilai tetap menjanjikan.
Indonesia diuntungkan dengan kondisi demografis yang sangat besar, di
mana lebih dari setengah penduduknya berusia kurang dari 30 tahun.
Kalangan ini berpotensi menjadi masyarakat kelas menengah baru di
kemudian hari.
Namun, Indonesia dinyatakan laporan itu masih harus menyelesaikan
berbagai masalah seperti pemberantasan korupsi dan inefisiensi
birokrasi. Ketidaktersediaan infrastruktur juga menjadi tantangan besar
bagi pemerintah. Investor umumnya menunggu aksi nyata dari reformasi
yang digulirkan Indonesia.
Pertumbuhan jumlah orang super kaya di Indonesia selama ini ditopang
oleh kinerja perekonomian yang baik serta prospek kelanjutan pertumbuhan
ekonomi yang menjanjikan.
Wealh-X melaporkan, selama setahun terakhir, jumlah orang kaya dengan
nilai harta lebih dari US$30 juta di Tanah Air, meningkat 4,7 persen
menjadi 785 orang.
Dari populasi itu, jumlah miliarder dengan rata-rata kekayaan minimal
US$2 miliar kini mencapai 25 orang. Sementara itu, kalangan super kaya
Indonesia dengan kekayaan minimal US$30-49 juta berjumlah 380 orang
dengan total kekayaaan ada yang mencapai US$120 miliar.
Peningkatan populasi tersebut diikuti bertambahnya harta kekayaan
mereka. Hingga 31 Juli 2012, nilai kekayaan para miliarder Indonesia
mencapai US$120 miliar. Jumlah itu naik 41,2 persen dibandingkan posisi
31 Agustus 2011, sebesar US$85 miliar.
4. Mongolia
Negara Jenghis Khan ini mampu menunjukkan pertumbuhan ekonomi
menakjubkan selama 2011, yakni tumbuh 17,3 persen atau hampir tiga kali
lipat dari tahun sebelumnya. Bahkan, pada kuartal I 2012 ekonomi
Mongolia masih tetap tumbuh tinggi mencapai 16,7 persen.
Pertumbuhan itu tak terlepas dari pengeluaran pemerintah yang
mencapai 56 persen dari total PDB. Ini alokasi bujet yang belum pernah
terjadi sebelumnya.
Meningkatnya kekayaan orang-orang super kaya Mongolia terutama
disebabkan meroketnya harga komoditas beberapa tahun lalu. Sayangnya,
volatilitas harga komoditas menyebabkan pertumbuhan harta dan jumlah
orang kaya Mongolia menjadi tak seimbang.
Pertumbuhan orang kaya Mongolia sangat tergantung pada pertumbuhan
ekonomi yang stabil, masuknya arus modal asing, dan permintaan komoditas
yang terus meningkat dari negara-negara dengan pasar sedang
berkembang.
Saat ini, Mongolia memang baru memiliki populasi orang super kaya
sebanyak 40 orang dengan harta kekayaan mencapai US$6 miliar. Jumlah ini
meningkat 14,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang 35
orang. Sementara itu, harta orang-orang super kaya Mongolia naik 20
persen dari 2011.
sumber: http://us.m.news.viva.co.id/news/read/354926-kenapa-jumlah-orang-super-kaya-di-indonesia-tumbuh-tercepat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar