Kamis, 18 Oktober 2012

"Cara Penyiksaan Baru" Bagi Rakyat Palestina

Israel Batasi Asupan Kalori Warga Palestina di Gaza

Penetapan dari Israel dianggap tidak mencukupi kebutuhan warga.

Kamis, 18 Oktober 2012, 16:41  
Denny Armandhanu
Warga Palestina mengibarkan bendera di Jalur Gaza

Militer Israel merilis dokumen yang menunjukkan jumlah kalori yang dibutuhkan oleh warga di wilayah blokade Gaza setiap hari. Padahal, jumlah yang ditetapkan Israel tersebut dianggap tidak cukup untuk seseorang agar bisa hidup sehat.

Diberitakan Irish Times, Kamis 18 Oktober 2012, dokumen tahun 2008 ini akhirnya dirilis setelah diperjuangkan publikasinya oleh Gisha, organisasi HAM di Israel. Kalkulasi kebutuhan kalori Gaza dibuat pasca Israel menetapkan blokade ekonomi terhadap wilayah yang dikuasai Hamas tersebut.

Israel berdalih kebutuhan kalori dalam dokumen yang dinamakan Red Lines (Garis Batas) itu dibuat berdasarkan "pengalaman dan adat budaya warga Gaza". Dalam dokumen, dikatakan bahwa per harinya, seorang warga Gaza hanya perlu 2.279 kalori.

Kebutuhan kalori ini bisa didapatkan dari 1.836 gram makanan per orang, atau 2.575 ton makanan bagi seluruh rakyat Gaza. Jika dibagi lagi, dalam dokumen, per orangnya di Gaza membutuhkan 207 gram roti, 461 gram buah, 267 gram sayuran, 68 gram nasi, 15 gram minyak goreng, 258 gram daging, 486 gram susu, dan 38 gram gula.

Atas dasar inilah, Israel hanya memperbolehkan 106 truk pembawa makanan bantuan internasional memasuki Gaza selama lima hari setiap minggunya.

Namun jumlah ini dirasa tidak cukup. Menurut Dewan Informasi Makanan Eropa, sebuah organisasi non pemerintahan soal nutrisi dan kesehatan dunia, wanita setiap harinya membutuhkan asupan kalori sebanyak minimal 2.000 kalori, sementara pria membutuhkan antara 2.500-2.800 kalori per hari. Balita butuh minimal 1.300 kalori per hari. Asupan kalori ini harus dipenuhi agar manusia bisa hidup sehat.

Akibat hal ini jugalah, warga Gaza terpaksa menyelundupkan makanan dari Mesir melalui ratusan terowongan rahasia. Pada tahun 2010, bahan makanan selundupan nilainya bisa mencapai jutaan dolar Amerika Serikat.

Tidak Peduli
Gisha mengatakan bahwa pemerintah Israel tidak lagi peduli kebutuhan nutrisi warga Gaza. Hal ini, kata mereka didasarkan atas dua prinsip.
Pertama, setelah Hamas mengambilalih Gaza, maka Israel tidak punya kewajiban kemanusiaan atas penduduk Gaza. Kedua, tekanan terhadap warga Gaza adalah cara yang halal dan tepat sebagai salah satu bentuk konflik bersenjata antara Israel dan Hamas.

"Bagaimana bisa Israel bilang tidak bertanggungjawab atas warga sipil di Gaza, sementara mereka mengendalikan seluruh jenis dan jumlah makanan yang harus dikonsumsi warga?" kata Sari Bashi, direktur eksekutif Gisha dalam pernyataannya, dilansir BBC.

Gisha mengatakan, penetapan kalori Israel terhadap Gaza memang tidak akan membuat mereka mati kelaparan atau kehabisan makanan, tapi tindakan ini memicu tingginya harga pangan dan menyebabkan krisis ekonomi yang parah. Kebanyakan warga yang tidak bisa membeli makanan akhirnya harus bergantung pada bantuan kemanusiaan.

sumber: vivanews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...